Kamis, 03 Februari 2011

Mama.. Papa..

Mama papa akur? Rasanya itu miracle. Aku pusing, muak dengan tingkah mereka! Mereka hanya mempunyai badan yang besar, dan umur yang tua, namun mempunyai jiwa anak kecil yang terjebak di dalam raga tersebut. Melihat mereka berantem sudah menjadi makanan sehari-hariku. Mereka layak nya tom and jerry. Ketika aku kecil dulu, aku tak berani banyak bertingkah, namun sekarang, ketika aku tumbuh menjadi seorang remaja, aku pun menjadi liar, sering kali aku mengeluarkan kata2 kasar terhadap mereka. Ya, itu semua juga dipicu dengan sifat remaja pada umumnya, labil, emosi nya tidak karuan, susah dikendelikan. Aku sebenarnya tidak ingin mereka bercerai, namun melihat dan menerima kenyataan, kondisi antara mama dan papaku semakin buruk, aku ingin mereka berpisah saja. Namun, aku bingung bila disuruh untuk memilih mau ikut dengan siapa, karena sesungguhnya aku sayang mereka.

Uneg-uneg

Aku benci ketika kelas ku diberi tugas berkelompok. Mengapa? Karena aku tahu pasti aku akan sulit mendapat kelompok, entah mengapa. Aku merasa tidak dihargai, seakan-akan mereka semua membuangku, melenyapkanku dari kehidupan mereka. Aku benci dengan mereka. Mengapa mereka harus 'mengotak2an teman'? Memangnya mereka sempurna?! Maukah mereka diperilakukan seperti itu? tentu tidak kan?! Lantas mengapa mereka tak memikirkan orang yang mereka prilakukan seperti itu?! Ketika aku mengalami kejadian seperti itu aku ingin sekali karma cepat2 menghampiri mereka! Aku benci ketika orang bilang orang lain jelek ataupun alay. Padahal mereka seperti itu! Walaupun mereka tidak seperti itu setidaknya biakah mereka menjaga perasaan orang lain?! Kita semua sebenarnya sama! Sama-sama mempunyai kekurangan, jadi tolonglah jangan suka menjelekkan kekurangan orang lain! Aku juga benci dengan orang2 yang suka menyindir (ya walaupun aku suka begitu, tapi setidaknya aku tidak pernah menyindir mereka duluan) Apa enaknya nyindir? Nambah dosa aja! Bagiku menyindir, melabrak, dan keroyokan, itu adalah kuno dan pengecut!
Semester 6 ini, atau semester 2 pada kelas 9 ini kulalui dengan sangat berat. Berat dari sebelum nya. Ku kira ketika tahun 2010 kemarin, tahun ini akan menjadi lebih baik, namun nyatanya tidak, malah lebih buruk menurutku. Penyebab nya adalah aku kehilangan teman dekatku, Meilina Fatimah Wijaya. Kami bertengkar, hanya karena masalah kecil, namun seperti api yang disiram minyak tanah, makin lama makin membesar, sampai2 seperti sekarang ini, kami seperti orang yang tak pernah saling kenal. Aku sudah mencoba untuk meminta maaf berulang kali, aku juga sudah mencoba untuk baik2in dia, tapi apa daya, ia tetap saja tidak memaafkan ku. Lalu, akhirnya kami berpisah tempat duduk ketika pertengahan bulan januari lalu. Aku sekarang duduk di depan bersama Amalia Cahya Putri Alam. Dia anak pindahan dari Bali ketika semester pertama kelas 9.